Bolehkah Minum Susu Setelah Minum Obat?

Gaya Hidup98 views

Kebiasaan tiap orang ketika minum obat berbeda-beda. Ada yang harus minum obat dengan makan pisang, minum teh, atau cukup hanya dengan air putih. Namun, bagaimana jadinya kalau minum obat pakai susu? Bolehkah minum susu sebelum minum obat? Cari tahu jawabannya di sini?

Bahayakah minum susu setelah minum obat?

Sebenarnya minum susu setelah minum obat tidak berbahaya, tapi tidak dianjurkan untuk semua jenis obat.

Pasalnya, protein susu dapat berinteraksi dengan zat obat tertentu sehingga menghambat obat untuk bekerja sebagaimana mestinya. Ada pula obat-obatan yang justru dapat mengubah cara kerja tubuh menyerap nutrisi makanan ketika berinteraksi dengan susu.

Tak hanya itu. Minum susu setelah minum obat tertentu juga dapat memicu efek samping menjadi lebih buruk, atau justru memunculkan gejala baru yang tidak biasa.

Obat-obatan yang boleh diminum dengan susu

Meski begitu, ada jenis obat-obatan yang dianggap aman apabila dikonsumsi dengan susu atau makanan lainnya.

Hal ini karena susu dan makanan dapat mengurangi efek samping dari obat itu sendiri, seperti mual, iritasi lambung, dan gangguan pencernaan lainnya. Pada obat jenis tertentu, minum susu juga dapat membantu penyerapan obat ke dalam aliran darah.

Berikut jenis-jenis obat yang boleh diminum dengan susu:

  • Obat kortikosteroid seperti prednisolone dan dexamethasone. Jenis obat ini dapat meningatkan pembuangan kalsium dan kalium dalam tubuh. Oleh karena itu, obat ini dianjurkan untuk diminum dengan susu untuk menghindari tubuh kekurangan kalsium dan kalium.
  • Obat non streoid anti-inflamasi (NSAID) seperti ibuprofen, diclofenac, aspirin, naproxen. Jenis obat-obatan ini dapat memicu iritasi pada usus pada beberapa orang, sehingga minum susu setelah minum obat dianjurkan karena dapat mengurangi efek samping tersebut.
  • Obat untuk penyakit HIV, seperti ritonavir, saquinavir dan nelfinavir dapat diminum dengan susu untuk memastikan jika obat-obatan tersebut terserap ke aliran darah dengan benar.

Obat-obatan yang tidak dianjurkan diminum dengan susu

Beberapa jenis antibiotik tidak disarankan dikonsumsi dengan susu. Sebagai contoh, tetrasikilin sebaiknya tak diminum dengan susu karena kalsium dalam susu mengikat zat antibiotik dan mencegah penyerapan nutrisi di usus.

Selain itu, antibiotik golongan kuinolon seperti levoflaxcin, ciprofloxacin, dan lain sebagainya juga tidak bisa diminum dengan susu atau produk olahan susu. Bahkan bukan hanya susu, ada banyak jenis makanan lain yang justru dapat mengganggu kinerja antibiotik itu sendiri.

Namun begitu, tidak semua antibiotik pantang diminum bersama atau sebelum susu. Beberapa jenis antibiotik justru dapat diserap lebih baik oleh tubuh apabila diminum dengan makanan atau susu. Jadi, selalu konsultasi ke dokter atau apoteker sebelum minum obat jenis apapun. Tujuannya memastikan agar obat yang Anda minum dapat bekerja secara optimal.

Hal penting yang harus diperhatikan ketika minum obat

Sebaiknya Anda minum obat bersama dengan air putih, karena air putih tidak berikatan dengan zat lain yang dapat menganggu penyerapan obat itu sendiri. Apabila Anda ingin minum susu setelah minum obat, berikanlah jeda setidaknya 3-4 jam dari waktu terakhir minum obat. Dengan begitu, proses penyerapan obat dalam tubuh pun tak terhambat dan Anda pun akan mendapatkan manfaat yang optimal dari obat efektifas obat tersebut.

Selain itu, penting bagi Anda untuk selalu membaca aturan pakai obat yang biasanya tertera pada label kemasan dengan teliti. Terutama jika Anda minum obat tanpa resep dokter.

Minum obat tanpa resep yang tak sesuai aturan pakai justru dapat membuat kondisi Anda bertambah parah. Hal ini terjadi karena Anda bisa saja minum obat dengan dosis yang terlalu banyak, obat bereaksi dengan penyakit lain yang Anda miliki, kinerja obat terganggu dengan obat lain yang sedang Anda gunakan, atau bisa juga karena Anda salah waktu saat minun obat.

Nah, guna menghindari berbagai kemungkinan di atas, maka penting bagi Anda untuk membaca aturan pakai obat yang akan Anda konsumsi. Pastikan jika obat yang Anda gunakan sesuai dengan penyakit yang Anda miliki. Bila perlu, tanyakan pada apoteker atau dokter jika Anda bingung atau khawatir tentang obat yang akan Anda minum.